Rabu, 28 Desember 2011

UAS di UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

UAS di UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

            Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang pada semester ganjil sudah memasuki tahap akhir, yaitu berlangsungnya Ujian Akhir Semester (UAS) yang dilaksanakan secara serentak pada hari selasa 27 desember 2011.
            Semua mahasiswa sudah mulai sibuk dengan tugas yang diberikan oleh dosen mereka, ada yang meminjam buku pada teman-temannya dan ada juga yang meminjam buku di Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Bentuk UAS pun juga bervariasi, ada yang take home (dikerjakan dirumah), open book (buka buku) dan da juga yang close book (tutup buku). Jadi mahasiswa benar-benar berkonsentrasi penuh dalam menghadapi UAS pada semester ganjil ini.
            Mahasiswa juga ada yang mengeluh dengan tugas yang diberikan oleh dosen, karena mereka tidak bisa berkonsentrasi penuh dengan UAS jika terlalu banyak tugas yang dibebankan kepada mereka. Tetapi sebagai seorang mahasiswa, mereka tidak mudah putus asa dan melaksanakan semua yang sudah menjadi tugas mereka sebagai seorang mahasiswa.

BIOGRAFI SYAIFUL ARIFIN dan ALASAN MENGIKUTI PERKULIAHAN PENDIDIKAN JURNALISTIK

BIOGRAFI SYAIFUL ARIFIN dan ALASAN MENGIKUTI PERKULIAHAN PENDIDIKAN JURNALISTIK

A.    BIOGRAFI SYAIFUL ARIFIN
     Saya adalah mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Teman-teman biasa memanggil Ipul pada waktu dikampus, tetapi kalau berada dirumah biasa dipanggil Arif, nama lengkapnya Syaiful Arifin. Lahir dari 3 bersaudara yang merupakan anak pertama yang dilahirkan di Probolinggo pada 22 tahun silam.
     Memulai mendidikan dari TK, MI, SMP, SMA, dan sampai sekarang masih melanjutkan studi di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Fakultas Tarbiyah di Jurusan Pendidikan Agama Islam dan sekarang sudah semester tujuh.

B.     ALASAN MENGIKUTI PERKULIAHAN PENDIDIKAN JURNALISTIK
     Alasan mengapa saya mengambil mata kuliah Pendidikan Jurnalistik, karena selain sudah merupakan mata kuliah wajib yang harus diambil oleh semua mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Jurnalistik juga mendidik mahasiswa untuk lebih giat lagi dalam hal melatih membiasakan menulis.
     Mahasiswa juga dilatih untuk memahami isu-isu yang berkembang di masyarakat agar mahasiswa tidak hanya memahami teori yang diajarkan di kampus, tetapi juga harus memahami isu-isu yang berkembang di masyarakat karena setelah lulus dari kuliah, mahasiswa tentunya akan kembali pada kehidupan di masyarakat.

PENGERTIAN PERS dan PENGERTIAN JURNALISTIK

PENGERTIAN PERS dan PENGERTIAN JURNALISTIK

A.    PENGERTIAN PERS
Istilah “Pers” berasal dari bahasa Belanda, yang dalam bahasa Inggris berarti press. Secara harfiah pers berarti cetak dan secara maknawiah berarti penyiaran secara tercetak atau publikasi secara dicetak (printed publication).
Dalam perkembangannya pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam pengertian luas dan pers dalam pengertian sempit. Dalam pengertian luas, pers mencakup semua media komunikasi massa, seperti radio, televisi, dan film yang berfungsi memancarkan/menyebarkan informasi, berita, gagasan, pikiran, atau perasaan seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain. Maka dikenal adanya istilah jurnalistik radio, jurnalistik televisi, jurnalistik pers. Dalam pengertian sempit, pers hanya digolongkan produk-produk penerbitan yang melewati proses percetakan, seperti surat kabar harian, majalah mingguan, majalah tengah bulanan dan sebagainya yang dikenal sebagai media cetak.
Pers mempunyai dua sisi kedudukan, yaitu: pertama ia merupakan medium komunikasi yang tertua di dunia, dan kedua, pers sebagai lembaga masyarakat atau institusi sosial merupakan bagian integral dari masyarakat, dan bukan merupakan unsur yang asing dan terpisah daripadanya. Dan sebagai lembaga masyarakat ia mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lembaga- lembaga masyarakat lainnya.
Pers adalah kegiatan yang berhubungan dengan media dan masyarkat luas. Kegiatan tersebut mengacu pada kegiatan jurnalistik yang sifatnya mencari, menggali, mengumpulkan, mengolah materi, dan menerbitkanya berdasarkan sumber-sumber yang terpercaya dan valid.
Pengertian Pers Menurut Para Ahli
1.      Wilbur Schramm, dkk dalam bukunya “Four Theories of the Press” mengemukakan 4 teori terbesar dari pers, yaitu the authoritarian, the libertarian, the social responsibility, dan the soviet communist theory. Keempat teori tersebut mengacu pada satu pengertian pers sebagai pengamat, guru dan forum yang menyampaikan pandangannya tentang banyak hal yang mengemuka di tengah-tengah masyarakat.
2.      Menurut Bapak Pers Nasional, Raden Mas Djokomono, Pers adalah yang membentuk pendapat umum melalui tulisan dalam surat kabar. Pendapatnya ini yang membakar semangat para pejuang dalam memperjuangkan hak-hak bangsa indonesia pada masa penjajahan belanda.

B.     PENGERTIAN JURNALISTIK
Pengertian atau definisi jurnalistik sangat banyak. Secara etimologi, jurnalistik berasal dari dua suku kata, yakni jurnal dan istik. Jurnal berasal dari bahasa Perancis, jounal, yang berarti catatan harian. Dalam bahasa Latin, juga ada kata yang hampir sama bunyi dan upacannya dengan journal yakni diurna, yang mengandung arti hari ini.
Secara harfiah, jurnalistik artinya kewartawanan atau hal-ikhwal pemberitaan. Menurut kamus, jurnalistik diartikan sebagai kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis di surat kabar, majalah, dan media massa lainnya.
Dengan demikian, secara etimologis, jurnalistik dapat diartikan sebagai suatu karya seni dalam hal membuat catatan tentang peristiwa sehari-hari. Karya seni dimaksud memiliki nilai keindahan yang dapat menarik perhatian khalayaknya (pembaca, pendengar, pemirsa), sehingga dapat dinikmati dan dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya.
Di dalam istilah jurnalistik juga terkandung makna sebagai suatu seni dan atau keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi dalam bentuk berita secara indah agar dapat diminati dan dinikmati, sehingga bermanfaat bagi segala kebutuhan pergaulan hidup khalayak.
Secara lebih luas, pengertian atau definisi jurnalistik adalah seni dan keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya, sehingga terjadi perubahan sikap, sifat, pendapat, dan perilaku khalayak sesuaia dengan kehendak para jurnalisnya. (Kustadi Suhandang, 2004 : 21)
Ensiklopedi Indonesia secara rinci menerangkan bahwa jurnalistik adalah bidang profesi yang mengusahakan penyajian informasi tengang kejadian dan atau kehidupan sehari-hari secara berkala, dengan menggunakan sarana-sarana penerbitan yang ada.


SEJARAH PERS

SEJARAH PERS

Munculnya Pers sejak zaman Romawi Kuno (59 SM). Sejumlah catatan sejarah menyebutnya sebagai Acta Diurna, semacam jurnal yang beritanya masih ditulis tangan alias tak dicetak.
Sekalipun cikal bakalnya ada di Romawi, koran edisi cetak sendiri ternyata tak muncul di sana untuk kali pertama. Koran edisi cetak pertama justru dikenal di Cina, bernama Di Bao (Ti Bao) yang terbit sekitar tahun 700-an. Tentu, jangan membayangkan bahwa koran itu mulus dan cantik seperti yang kita lihat setiap hari sekarang, sebab Di Bao dicetak dengan menggunakan balok kayu yang dipahat. Hurufnya aksara Cina. Ahli sejarah sepakat bahwa Di Bao adalah koran pertama di dunia yang sudah dicetak.
Selain hurufnya yang masih kasar, bentuk koran zaman dulu juga juga tak seperti sekarang yang terdiri atas berlembar-lembar halaman. Bentuk koran pada zaman dulu masih sangat sederhana, masih berupa lembaran berita atau disebut newssheet.
Dari sisi isi, juga lebih banyak berkaitan dengan dunia bisnis para banker serta pedagang dari Eropa. Termasuk koran berikutnya, Notize Scritte yang terbit di Venesia, Italia. Saat itu, koran lembaran ini biasanya banyak dipasang di tempat umum. Namun, untuk membacanya warga harus membayar 1 gazzeta. Dari sanalah, konon, muncul istilah gazette yang dalam perkembangannya diartikan sebagai koran.
Era kebangkitan koran lantas terjadi menyusul penemuan mesin cetak oleh Johan Gutenbergh pada pertengahan abad XV. Penemuan mesin yang memudahkan proses produksi ini memicu terbitnya koran-koran di Eropa, sekalipun prosesnya tak sekaligus.
Awalnya, lembar berita yang terbit tidak teratur dan memuat cuma satu peristiwa yang saat itu sedang terjadi. Koran berkala muncul tahun 1609 dengan terbitnya mingguan Avisa Relation oder Zeitung di Jerman. Berikutnya terbit pula Frankfurter Journal (1615). Sampai kemudian lahir Leipzeiger Zeitung (1660), juga di Jerman, yang mula-mula mingguan, kemudian jadi harian. Inilah koran harian pertama di dunia.
Koran lainnya yang kemudian muncul adalah The London Gazette yang terbit di Inggris tahun 1665. Namun koran yang pertama terbit secara harian di Inggris adalah The London Daily Courant (1702), disusul The Times yang terbit sejak abad XVII dan yang pertama kali memakai sistem cetak rotasi.

Sejarah Pers di Indonesia
A.      Sejarah Pers Kolonial
Pers Kolonial adalah pers yang diusahakan oleh orang-orang Belanda di Indonesia pada masa kolonial/penjajahan. Pers kolonial meliputi surat kabar, majalah, dan koran berbahasa Belanda, daerah atau Indonesia yang bertujuan membela kepentingan kaum kolonialis Belanda.
B.       Sejarah Pers China
Pers Cina adalah pers yang diusahakan oleh orang-orang Cina di Indonesia. Pers Cina meliputi koran-koran, majalah dalam bahasa Cina, Indonesia atau Belanda yang diterbitkan oleh golongan penduduk keturunan Cina.
C.       Sejarah Pers Nasional
Pers Nasional adalah pers yang diusahakan oleh orang-orang Indonesia terutama orang-orang pergerakan dan diperuntukkan bagi orang Indonesia. Pers ini bertujuan memperjuangkan hak-hak bangsa Indonesia di masa penjajahan. Tirtohadisorejo atau Raden Djokomono, pendiri surat kabar mingguan Medan Priyayi yang sejak 1910 berkembang menjadi harian, dianggap sebagai tokoh pemrakarsa pers Nasional.

Perkembangan Pers Nasional
1.      Zaman Belanda
Pada tahun 1828 di Jakarta diterbitkan Javasche Courant yang isinya memuat berita- berita resmi pemerintahan, berita lelang dan berita kutipan dari harian-harian di Eropa. Sedangkan di Surabaya Soerabajash Advertentiebland terbit pada tahun 1835 yang kemudian namanya diganti menjadi Soerabajash Niews en Advertentiebland.
Di semarang terbit Semarangsche Advertentiebland dan Semarangsche Courant. Di Padang surat kabar yang terbit adalah Soematra courant, Padang Handeslsbland dan Bentara Melajoe. Di Makassar (Ujung Pandang) terbit Celebe Courant dan Makassaarch Handelsbland. Surat- surat kabar yang terbit pada masa ini tidak mempunyai arti secara politis, karena lebih merupakan surat kabar periklanan. Tirasnya tidak lebih dari 1000-1200 eksemplar setiap kali terbit. Semua penerbit terkena peraturan, setiap penerbitan tidak boleh diedarkan sebelum diperiksa oleh penguasa setempat.
Pada tahun 1885 di seluruh daerah yang dikuasai Belanda terdapat 16 surat kabar berbahasa Belanda, dan 12 surat kabar berbahasa melayu diantaranya adalah Bintang Barat, Hindia-Nederland, Dinihari, Bintang Djohar, Selompret Melayudan Tjahaja Moelia, Pemberitaan Bahroe (Surabaya) dan Surat kabar berbahasa jawa Bromartani yang terbit di Solo.
2.      Zaman Jepang
Ketika Jepang datang ke Indonesia, surat kabar-surat kabar yang ada di Indonesia diambil alih pelan-pelan. Beberapa surat kabar disatukan dengan alasan menghemat alat- alat tenaga. Tujuan sebenarnya adalah agar pemerintah Jepang dapat memperketat pengawasan terhadap isi surat kabar. Kantor berita Antara pun diambil alih dan diteruskan oleh kantor berita Yashima dan selanjutnya berada dibawah pusat pemberitaan Jepang, yakni Domei.
Wartawan-wartawan Indonesia pada saat itu hanya bekerja sebagai pegawai, sedangkan yang diberi pengaruh serta kedudukan adalah wartawan yang sengaja didatangkan dari Jepang. Pada masa itu surat kabar hanya bersifat propaganda dan memuji-muji pemerintah dan tentara Jepang.


LAPORAN RADAR MALANG DAN MALANG POS

LAPORAN RADAR MALANG DAN MALANG POS

Dalam Jurnalistik ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengelola dan menyampaikan berita. Seorang  penulis  khususnya Wartawan, dalam meliput berita harus memenuhi kriteri 5W+1H, yaitu: What (Apa), Who (Siapa), When (Kapan),  Why (Kenapa), Where (Dimana) + How (Bagaimana). Dan juga ada unsur-unsur berita yang harus diperhatikan, yaitu: Actual (hal baru), Proximity (kedekatan dengan pembaca), Impact (pengaruh kuat), Magnitude (menyita perhatian), Uniqueness (aneh/unik), Personality (ketokohan), conflick (konflik), dan Human Interest (menyentuh perasaan manusia).
Seorang Wartawan dalam mencari informasi,  berita atau fakta yang terjadi itu harus sedatail-detailnya, apa adanya, tidak dibuat-buat oleh seirang Wartawan tersebut. Setelah itu diolah kemudian diketik kembali dengan kata-kata yang baku. Jadi seorang wartawan itu setelah meliput berita kemudian langsung mengolahnya dengan cara mengetik ulang dari hasil informasi, fakta-fakta yang telah didapat. Untuk hal ini khusus pada Wartawan Radar Malang. Disana terbagi menjadi beberapa bagian yaitu bagian Tim Redaktur, Editor, Lay-Out, Foto Grafer, Desain Grafis, pra-Cetak, dan sebagainya.
Proses selanjutnya yaitu dari Tim Wartawan itu,  khususnya wartawan Radar Malang menyerahkan kepada Tim Redaktur, Untuk diedit kembali hasil berita, informasi, fakta-fakta yang telah didapat. Berasal dari berbagai bidang antara lain Bidang Pendidikan, Ekonomi, Kesehatan, Politik, Olahraga, dan sebagainya itu diberi batas waktu atau datelain untuk mengumpulkan batas maksimal sampai jam 22.00 WIB. Kemudian melakukan proses pra-Cetak  yang bertempat di Radar Malang. Kemudian pada malam hari  melakukan proses catak asli yang bertempat di daerah Pakis. Dan paginya sudah bisa dibaca dari kalangan masyarakat. Jadi menjadi seorang Wartawan harus berjiwa Sabar, Ulet, Teliti, dan Tanggung Jawab, karena dari pagi meliput berita sampai malam hari masih tetap bekerja. Oleh karena itu, seorang wartawan memiliki banyak jasa dalam memberikan sebuah informasi kepada masyarakat luas pada umumnya.

Sabtu, 24 Desember 2011

LAMPU YANG SETIA MENERANGI ALUN-ALUN KOTA MALANG

Malang, 20 November 2011

LAMPU YANG SETIA MENERANGI ALUN-ALUN KOTA MALANG

            Dari pagi sampai malam, alun-alun kota Malang selalu ramai oleh para pengunjung yang selalu berbondong-bondong untuk menikmati indahnya suasana ditengah kota Malang. Sehingga beragam hiburan dan pemandangan yang unit dapat kita jumpai bila kita berkunjung ke alun-alun kota Malang. 
            Pada pagi dan siang hari hari lampu alun-alun belum dinyalakan karena pemandangan akan terasa sama saja apabila lampu dinyalakan pada pagi dan siang hari, sehingga kita bisa menikmati keindahan lampu alun-alun kota Malang mulai sore sampai malam hari. 
            Menjelang sore, apabila kita berkunjung ke alun-alun kota Malang alangkah begitu indahnya pemandangan yang ada disana karena lampu alun-alun yang setia menerangi pemandangan dan para pengunjung yang datang. Sehingga, meski kita sampai malam berada disana bisa tetap menikmati indahnya pemandangan alun-alun kota Malang.
            Lampu yang berwarna-warni menambah indahnya pemandangan di tengah alun-alun yang tertata begitu rapi dan indah membuat para pengunjung merasa tidak bosan berada disana meski sampai malam berkunjung ke alun-alun kota Malang, karena selalu diterangi oleh lampu alun-alun yang tiada letihnya menerangi pemandangan yang ada disana.
  

BURUNG DARA DI ALUN-ALUN KOTA MALANG

Malang, 20 November 2011

BURUNG DARA DI ALUN-ALUN KOTA MALANG

            Bila kita berkunjung ke alun-alun kota Malang tentu akan mendapat berbagai macam hiburan yang unik, salah satunya adalah burung Dara yang menambah indahnya hiburan yang ada disana. Terlepas dari itu, para pengunjung juga merasa senang melihat burung Dara yang saling berkejaran di atas alun-alun kota Malang.
            Sesekali para pengunjung juga menghampiri burung Dara yang hinggap di dalam alun-alun tapi mereka cuma bisa melihat saja, tidak bisa menangkap burung Dara karena begitu di dekati burung tersebut langsung terbang lagi ke pepohonan dan juga angkasa, sehingga para pengunjung hanya bisa menyaksikan burung Dara bercanda dan berkejaran di angkasa dengan sangat leluasa.
            Hingga menjelang petang datang, burung Dara tetap menambah indahnya pemandangan di angkasa dan di pepohonan yang ada di alun-alun kota Malang. Sehingga para pengunjung merasa tidak bosan bila pergi kesana karena selalu disambut hangat oleh binatang yang satu ini.
            Oleh karena itu, apabila merasa jenuh, alangkah baiknya kita mencoba untuk pergi ke alun-alun kota Malang sekedar untuk menikmati pemandangan dan hiburan yang setia menunggu kita disana setiap hari.